
( Plengkung Gading di malam hari. Foto: koleksi pribadi )
Dolungo, Yogyakarta- Kota Yogyakarta kini menjadi salah satu tujuan wisata favorit wisatawan domestik dan mancanegara. Kota ini memiliki daya tarik karena paduan wisata sejarah, alam, dan budayanya. Wisatawan dapat menikmati percampuran budaya modern dan tradisional yang penuh jejak sejarah. Salah satu bangunan yang paling bersejarah adalah Plengkung Gading.
Plengkung Gading merupakan peninggalan budaya milik keraton Ngayogyokarto Hadiningrat atau yang kerap disebut “keraton Jogja”. Keraton Jogja ini merupakan istana resmi Sultan Hamengkubuwono X, Raja Yogyakarta yang juga merupakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Plengkung atau gapura merupakan bagian dari kompleks istana Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Pada zaman dahulu, plengkung merupakan gerbang utama sebelum masuk atau keluar dari keraton.
Sesungguhnya ada lima gerbang utama di sekitar keraton, yakni Plengkung Taruno siro di sisi utara, Plengkung Madyasuro di sisi timur, Plengkung Jagabaya di sisi barat daya, Plengkung Jaga suro di sisi barat kesultanan kraton Yogya, dan Plengkung Nirbaya atau Gading di sisi selatan.
Menurut cerita setempat, Plengkung Gading atau Nirboyo merupakan pintu keluar jenazah Sultan yang mangkat untuk dibawa ke makam raja-raja Mataram di Imogiri. Itulah sebabnya, Sultan Hamengkubuwono yang masih hidup tidak diperkenankan melintasi Plengkung Gading ini.
Plengkung Gading merupakan gerbang masuk menuju alun-alun selatan. Bentuknya seperti benteng memanjang, sehingga kita bisa naik ke atasnya, dan menikmati kawasan alun-alun selatan dari atas, atau berjalan kaki menyusuri benteng sampai ke Pojok Beteng Wetan.
Plengkung Gading juga terlihat indah saat sore dan malam hari. Lampu-lampu yang mulai menyala menambah indah pemandangan sekitar plengkung. tempat ini sering menjadi tempat nongkrong anak muda, dan lokasi pemotretan. (Dikutip dari berbagai sumber)